Tugas Siti Nur Asmiyah Lubis


Mata Kuliah                                                                Dosen Pengampu                        Studi Al-Qur’an                                                          Abdul Ghani,S,P.D,I,M,Ed                



ATTAFSIR




Oleh
SITI NUR ASMIYAH LUBIS
NIM : 11910222854


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KENGURUAN
UIN SUSKA RIAU
2020/2021





KATA  PENGANTAR

Alhamdulillah , puji kehadirat Allah SWT  Yang telah mengajarkan manusia melalui pena, mengajarkan manusia yang tidak diketahuinya, salawat dan salam kita sampaikan ke hadirat nabi Muhammad SAW yang telah menerima kitab suci al-Qur’an sebagai pedoman
Adpaun makalah saya ini yang berjudul “ATTAFSIR “ yang telah saya susun ini, dibuat dalam rangka memenuhi salah satu mata kuliah STUDI AL-QUR’AN
Selanjunya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta saran yang bermanfaat demi tersusunya  makalah saya ini dengan baik .semoga ALLAH SWT senantiasa meridhoi segala urusan dan usaha kita Amiin.




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang……………………………………………………..
B.    Rumusan Masalah…………………………………………………..
C.    Tujuan Masalah……………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Dan Pembagian…………………………………………
B.    Beda tafsir dan takwil serta contoh…………………………………
C.    Contoh dari tafsir bi aal-Ma’tsur atau Bi-Riwayah………………..
D.    Syarat menjadi penafsir al-qur’an………………………………..
E.    Metode tafsir al-qur’an…………………………………………..
F.     Tafsir madzmum  dan contoh……………………………………
G.    Akibat menafsirkan al-qur’an seenak saja, dan dosanya……………
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
sering kita pembahasan tenang ilmu yang terdapat dalam ulumul al-qur’an  sangatlah banyak dan beragam , walaupun demikian satu dengan yang lainnya saling terkait. Semua itu berguna untuk menamkan akidah dan memosisikan hukum syariat pada tempatnya  serta menumbuhkan akhlak di sanubari . ayat al-qur’an yang begitu banyak terangkum dalam dua lingkaran besar : pertama ayat yang diturunkan allah untuk memberi petunjuk kepada manusia.kedua: ayat itu diturunkan karena ada sebab turunnya.
Attafsir merupakan topik yang sangat diperhatikan oleh ulama sejak dimulainya penulisan ulumul al –qur’an ,yang dicetuskan oleh ali- al-madany dilanjutkan oleh abu al-hasan al-wahidy dengan judul attafsir .
B.    Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian dan pembagian tafsir?
2.     Apa beda tafsir dan  takwil serta contoh?
3.     Apa contoh dari tafsir bi aal-ma’tsur atau bi-riwayah?
4.     Apa syarat menjadi penafsir al-qu’an?
5.     Sebutkan metode tafsir al-qur’an?
6.     Apa tafsir madzum dan contoh?
7.     Apa akibat menafsirkan al-qur’an seenak saja. Dan dosanya?
C.    Tujuan Masalah
1.     Untuk mengetahui  pengerian dan pembagian tafsir.
2.     Untuk mengetahui beda tafsir dan takwil serta contoh.
3.     Untuk mengetahui contoh tafsir bi aal –ma’tsur atau bi- riwayah.
4.     Untuk mengetahui syarat menjadi penafsir al-qur’an.
5.     Untuk mengetahui metode tafsitr al-qur’an.
6.     Untuk mengetahui tafsir madzum dan contoh.
7.     Untuk mengetahui akibat menafsirkan al-qur’an seenak saja. Dan dosanya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan pembaagian tafsir
Kata tafsir berasal dari :.فَسَّرَ. يُفَسِّرُ. تَفْسِيْراً kat atafsir (تَفْسِرْ ) adalah bentuk masdhar dari fassara –yufassiru (فَسَّرَ. يُفَسِّرُ ) yang mengandung pengertian  “penjelasan” dan “ keterangan” .kata tafsir (تَفْسِيْر ) berarti menerangkan sesuatu yang masih samar serta menyingkap sesuatu yang tertutup.
Pengertian tafsir secara etimologis digunakan unuk menunjukkkan maksud ‘ menjelaskan ‘,mengungkapkan’, dan’ menerangkan ‘ sesuatu masalah yang masih kabur,samar dan belum jelas. Di dalam al-qur’an kata tafsir disebut satu kali:
وَلا يَأتُونَكَ بِمَثَلٍ جِئنَكَ وَأحْسَنَ تَفْسِيْراً
tidaklah oorang-orang kafir itu dating kepadamu (membawa) sesuatu ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan paling baik penjelasannya.”( Qs. Al- furqan /25 :33 ).
Kata tafsir dalam ayat tersebut berkaitan dengan al-qur’an yang maembawa kebenaran dan penjelasan yang paling baik . pemahaman terhadap makna al-qur’an ,selain  kata tafsir digunakn juga istilah lain ta’wil dan tabyin. tabyin lebih dikhususkan pada fungsi nabi yang mendapat tugas menjelaska maksud firman-firman ALLAH SWT.[1]
Pengertian tafsir secara terminologis terdapat beberapa pendapt:
a.     Menurut al-kilbi:
التفسير شرح القران وبيان معناه والا فصاح بما يقتضيه اواشارته اونحواه
“ tafsir adalah mensyaratkan al-qur’an menerangkan maknanya , menjelaskan apa yang dikendak oleh nashnya atau isyarahnya atau khulashah”.
b.     Menurut az-zarqani:
التفسير في الاصطلاح علم يبجث عن القرآن الكريم من حيث دلالته على مراد الله تعالى بقدرا الطاقة البشرية
“ tafsir menurut istilah adalah ilmu yang membahas tentan al-qur’an dari segi dhalalahnya kepada yang dikehendaki oleh allah sekedar yang disanggupi manusia “
c.     Menurut az-zarkasyi
التفسير فهم كتاب الله المنزل على نبيه محمد صلعم وبيان معانيه واستخراج احكامه وحكمته
“tafsir adalah memahami kitab allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, menerangkan maknanya, mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikamah-hikmahnya.[2]

Pembagian tafsir
1.     Tafsir bi al-ma’tsur
Sebagaimana dijelaskan al-farmawy bi al ma’tsur (disebut pula di ar-riwayah –dan an-nayl) adalah penafsiran al-qur’an yang berdasarkan  pada penjelasan al-qur’an sendiri, penjelasan nabi, penjelasan para sahabat melalui ijitihadnya , dan pendapat (aqwal) tabi;in . jadi, bila menunjukkan defenisi diatas ,ada empat oritas yang menjadi sumber penafsirab bi al-ma’tsur, yaitu:
a.     Al-qur’an yang dipamdang sebagai penafsiran terhadap al-qur’an sendiri. Umpamanya ,penafsirankata muttaqin pada surat al-imran (3) ayat 133, adalah dengan menggunakan kandunan ayat berikutnya , yang menafkahkan harta, baik di waktu lapang maupun sempit, dan seterusnya.
b.     Otoritas hadist nabi yang memang berfungsi sebagai bayan ,diantaranya, sebagai penjelas (mubayyin) al-qur’an . umpamanya ,penafsiran nabi terhadap kata azh-zhulm pada surat al-an’am (6) dengan pengertian syirik, dan pengertian ungkpan al-quwwah (kekuatan) dengan ar-ramyu (panah)
c.     Otoritas penjelasan sahabat yang dipandang sebagai orang yang banyak mengetahui al-qur’an. Umpamanya ,penafsiran ibnu abbs terhadap kandungan ayat surat an-nashr (110) dengan kedekatan waktu kewafatan nabi.
d.     Otoritas penjelasan tabi’in  Yang dianggap sebagai orang yang bertemu langsung dengan sahabat. Umpanya , penafsiran tabi’in terhadapa surat ash-shaffat (37) ayat 65 denga syair Imr al-Qays.
2.     Tafsir bi ar-ra’yi
Berdasarkan pengertian etimologi, rayi’ berarti keyakinan (I’tiqad), analogy (qiyas), dan ijitihad. Dan rayi’ dalam terminology tafsir ijitihad. Asz-dzahabi mendefenisikan tafsir bi al-rayi’ adalah tafsir yang diambil berdasarkan ijitihad dan pemikiran mufassir setelah maengetahui Bahasa arab metodenya, dalil hukum ditunjukkan, serta problem penafsiran, seperti asbab nuzul dan nashi Mansukh .adapun al-farmawi mendefenisikannya sebagai berikut ; menafsirkan  al-qur’an dengan ijitihad setelah si mufassir di bantu oleh Syi’ir Jahiliyyah, ashab an-nuzul ,nashi Mansukh, dan lainnya yang dibutuhkan oleh seorang mufasir, sebagaimana diutarakan pada penjelasan tentang  syarat-syrat menjadi mufasir.
B.    Beda tafsir dan takwil serta contoh
a.     Tafsir : menjelaskan makna ayat yang kadang- kadang dengan panjang lebar, lengkap dengan penjelasan hukum-hukum dan hikmah yang diambil dari ayat itu dan seringkali disertai dengan kesimpulan ayat tesebut
b.     Takwil: mengalihkan lafadz-lafdz ayat al-qur’an dari arti yang lahir dan rajih kepada arti lain yang samar dan marjuh.
Perbedaan tafsir dan takwil
1.     Al-Raghif Al- Ashfani : lebih umum dan lebih banyak digunakan untuk lafazh dan kosakata dalam kitab-kitab lainnya.
2.     Menerangkan makna lafazh yang tak menerima selain dari satu arti.
3.     Al- Maturidi : menetapkan apa yang dikehendaki ayat dan menetapkan .demikianlah yang dikendaki Allah.
4.     Abu Thalib Ats- Tsa’labi : menerangkan makna lafazh, baik berupa hakikat atau majaz.
Contoh :
“ bahwasanya robb mu sungguh memperhatikan kamu “.
Tafsirnya:
Bahwasanya allah senantiasa dalam mengintai-intai memperhatikan hambanya”’
Takwil :
Menakutkan manusia dari berlalai- lalai, dari lengah mempersiapkan persiapan yang perlu.
C.    Contoh dari tafsir bi aa-matsur atau bi-riwayah
1.     Tafsir bi aa- matsur contohnya:
a.     Menafsirkan al-qur’an dengan al-quran
misalnya dalam surat al-hajji : 30
ذَلِكَ ومَنْ يُّعَظِّمُ حُرُمَتِ اللَّه فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَاُحِلَّتْ لَكُمْ اِلاَنْعَامُ الاَّ مَا يُتْلى عَلَيْكُم فَاجْتَنِبُوْ االرِّجْسَ مِنَ الاَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوْا قَوْلَ الزُّورِ
“ dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya…., kalimat diterangak an kepadamu ‘(illa ma yutla alaikum ) ditafsirkan dengan surat al-maidah : 3
“ diharamlan bagimu (memakan ) bangkai ,darah, danging babi, (daging hewan ) yang disembelih atas nama selain allah..”
b.     Menafsirkan al-qur’an dengan as- sunah/hadist
Contoh surat al-an’am ayat 82 :
الَّذيْنَ آمَنُوا وَلَمْ ايْمَانَهُمْ بِظَلْمِ أولَئكَ لَهُمْ الأمَنَ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang- orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan dan mereka orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Kata “al –zulm “ dalam ayat tersebut ,dijelaskan oleh rasil allah swt dengan pengertian “al-syirik” (kemusyirikan )
c.     Menafsirkan al-qur’an dengan pendapat para sahabat
Contoh surat an-nisa’ ayat 2
Mengenai penafsiran sahabat terhadap al-qur’an ialah diriwayatkan oleh ibnu jarir dan ibnu halim dengan sanad yang shaheh dari ikrimah, dari ibnu abbas yang menerangkan ayat ini :
وآتوا اليتام أمولهم ولا تتبدلوا الحبيث بالطيب ولا تأكلوا أموالهم الى أموالكم انه كان حوبا كبيرا
Dan berikanlah kepada anak yatim  (yang sudah baligh ) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang burukdan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan –tindakan (menukar dan memakan ) itu ,adalah dosa yang besar.”
2.     Contoh dri tafsir ar-riwayah
Dalam tafsir riwayh,tema-tema lainnya seperti kelemahan sanad,rekayasa hadist dalam riwayat-riwayat penafsiran dan ierailiyat patut mendpat perhatian . terlepas dari itu. Orang-orang seperti ahmad bin hambal telah menilai kelemahan semua hadist yang meriwayatkan tentang perang islam ,prediki masa depan dan tafsir al-qur’an.
Contohnya atas rekayasa ini adalah sya’n nuzul ayat 113 urat at-taubah beberapa penafsir menyebutkan bahwa ayat ini terkait dengan abu thalib dan diturunkan tatkala ia wafat dalam kondisi syirik hingga akhir usianya.. [3]Abu thalib wafat tiga tahun sebelum hijrah dan ayat ini diturunkan pada tahun kesembilan hijriah; karena itu bagaimana mungkin peristiwa wafanya abu thalib dalam kondisi syirik menjadi sebab pewahyuan ayat ini?
Dalam tafsir riwayat, juga penting menaruh perhatian terhadap masalah israiliyyat yang diriwatkan oleh orang-orang yahudi. [4]Karna juga berpengaruh dalam tafsir-tafsir riwayat. Tidak sedikit dikalangan ahli tafsir yang selamat  dari peristiwa nukilan- nukilan israilliyyat[5].
D.    Syarat menjadi penafsir al-qur’an
Setelah mengetahui bentuk-bentuk tafsir dan defenisinyadi sini penulis berpendapat bahwa seorang tidakakan sampai derajat penafsir secara akademis kecuali setelah melewati dua priode .periode pertama .periode persiapan  dan kedua periode persiapan.
1.     Priode perispan
Pada periode ini terdapat empath al yang perlu dilalui, pertama syarat, kedua tahapan dasar (tahmidi ), ketiga tahapan spesialisasi, keempat magang.
a.     Syarat utama
Syarat utama untuk menjadi penafsir secara akedemis ialah bersi akidah, taat beribadah dan berakhlak mulia. Artinya ia bukan seorang atheis, bukan pencetus bidah, bukan orang yang tidak melaksanakan ajaran dan syariat islam, serta tetap memegang teguh akhlak mulia. Di samping tiga aspek tadi, seorang penafsir harus memiliki niat yang bersih yang mencari rida ilahi, bukan kesenangan dunia.
b.     Tahapan dasar (tahmidi)
Pada tahapan ini calon penafsir diaharap mampu menguasai tiga ilmu penting dan satu ilmu secara umum. Ketiga ilmu penting itu ialah : satu, mengahpal al-qur’an seluruhnya berikut tajwidnya. Kedua, mengausai ilmu Qiraat. Ketiga mengahapal hadist sahih, khususnya yang berkaitan dengan tafsir al-qur’an. Tidak saja sampe disitu, calon mufasir pada tahapan ini menguasai ilmu pengetahuan umum, baik agama, Bahasa arab ataupun ilmu kontemporer. [6]
c.     Tahapan spesialisasi
Pada ahapan takhassus ini calon penafsir diharap bias menguasai ilmu-ilmu Bahasa arab, yang terdiri dari: ilmu mufradat, ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu balghah, figh al-lugaghah dan sastra arab.
d.     Magang
Setelah calon penafsir menguasai ilmu pengetahuan ini secara umum dan ilmu tafsir secara khusus, maka selanjutnya pada tahapan keetiga ini mereka diharap dapat memulai tugas lewat magang.seperti menyampaikan pelajaran tafsir, menulis karya ilmiah seputar tafsir dan menjawab masalah yang berkembang seputar al-qur’an dan tafsirnya.
Kalua keempat tahapan ini telah dilalui calon penafsir, maka mereka telah dianggap  menjadi seorang penafsir secara quwwah, untuk selanjutnya mereka dihaapkan melangkah lagi ke depan agar menjadi seorang penafsir bil fiil ( dalam arti yang sebenarnya ).
2.     Priode aplikasi
Apabila calon penafsir telah memiliki bekal keilmuan yang diperoleh pada periode pertama, maka pada periode kedua ini diharapakan seorang penafsir aktif untuk berkarya dan memberikan ilmu yang ada , lewat kajian tafsir secara kontiu.syarat diatas ini telah dilalui oleh penafsir yang terkenal di kalangan muslim, seperti syekh Muhammad mutawalli sya’rawi’ pada usianya 11 tahun ia telah hafal al-qur’an 30 juz, beberapa tahun kemudian ia telah mengahafal hadist bukhari dan muslim. Pendidkannya yang diselaminya di al-azhar sejak tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi membuat ia memiiki bekal yang cukup untuk mengetahui ilmu seputar al-qur’an, keislaman, Bahasa arab dan pengetahuan umum. Dilanjutkan lagi dengan kegiatannya yang sanga aktif semasa mudanya profesinya sebagai guru dan dosen di mesir. Arab Saudi dan aljazair. Akhirnya iapun memberi ceramah yang berisikah runungan seputar al-qur’an yang dibukukan dalam tea sya’rawi.[7]
E.    Metode tafsir al-qur’an
Selama ini diketahui ada empat macam metode tafsir yang cukup   popular dikalangan para akademis yang memperhatikan kajian tafsir ,yaitu metode tahili ,ijimali, muqaran dan metode maudhu’i.
a.     Tafsir tahili
Adalah mengkaji ayat-ayat al-qur’an dari segala segi dan maknanya ,ayat demi ayat dan surat demi surat, sesuai dengan urutan dalam mushaf utsmani . untuk itu, pengkajian metode ini ,menjelaskan apa yang dapat di istimbatkan dari ayat serta mengemukakan kaitan antara ayat-ayat dan relevansinya dengan surat sebelum dan sesudahnya.
Para ulama membagi wujud tafsir al-qura’an dengan metode tahlili kepada tujuh macam:
1.     Taafsir Bi Al –Ma’tsur
2.     Tafsir Bi Al- Ra’yi
3.     Tafsir Shufi
4.     Tafsir Fiqhi
5.     Tafsir Ilmi
6.     Tafsir Falsafi
7.     Tafsir Ilmi
b.     Tafsir Ijimali
Tafsir ijimali adalah penafsiran al-qur’an dengan secara singkat dan global, tanpa uraian panjang lebar .mufassir menjelaskan arrti ayat dengan uraian singkat yang dapat menjelaskan sebatas artinya tanpa menyinggung hal-hal selain arti yang dikehendakinya.
c.     Tafsir adabi
Tafsir adabi adalah tafsir ayat-ayat al-qur’an dengan mengungkapkan segi balghah al-qur’an dan kemu’jizatannya, menjelaskan makna-makna dan sasaran –sasaran yang ditinju oleh al-qur’an , mengungkapkan hukum-hukum alam, dan tantangan- tantangan kemasyarakatan yang dikandungnya.
d.     Tafsir ijimali
Tafsir ijmali adalah penafsiran al-qur’an dengan secara singkat dan global, tanpa uraian pabjang lebar. Mufassir menjelaskan arti ayat dengan uraian singkat yang dapat menjelaskan sebatas artinya tanpa menyinggung hal-hal selain arti yang dikehendakinya.
e.     Tafsir maudhu’i
Metode tafsir maudhu’I (tematik) yaitu metode yang ditempuh oleh seorang mufasir dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat al –qur’an yang berbicara tentang satu maslah/tema serta mengarah kepada satu pengertian dan satu tujuan, sekalipun ayat-ayat itu (cara) turunnya berbeda, tersebar pada berbagai surat dalam al-qur’an dan berbeda pula waktu dan tempat turunnya.
f.      Tafsir muqaran
Metode tafsir muqaran yaitu metode tafsir yang ditempuh oleh para mufassir dengan cara mengambil sejumlah ayat al-qur’an , kemudian mengemukakan penafsiran para ulama’ tafsir pada terhadap  ayat-ayat itu, dan mengungkapkan pendapat mereka serta membandingkan segi-segi dan kecendurangan masing-masing yang berbeda dalam menafsirkan al-qur’an ada yang corak penafsirannya ditentukan oleh disipin ilmu yang dikuasainya.
F.     Tafsir madzum dan contoh
Suatu penafsiran berdasarkan hawa nafsu , yang berdiri diaatas kebodohohan dan kesehatan. Manakala seseorang tidak faham dengan kaidah-kaidah Bahasa arab, serta tujuan syara; maka ia akan jatuh dalam kesesatan, dan pendapatnya tidak bias dijadikan acuan.
Contoh bukunya:
1). Mafatih Al-Ghayb, karya Muhammad Bin Umar Bin Al-Husain Al-Razy, wafat tahun 606, terkenal dengan tafsir al-razy.
2). Anwar- Al-Tanzil Wa Asrar Al-Ta’wil, karya ‘Abd Allah Bin Umar Al-Baydhawi, wafat pada tahun 685, terkenal dengan tafsir al-baaydhawi.
3). Aal- Siraj Al-Munir, karya Muhammad Al-Sharbani Al Khatib, wafat tahun 977, terkenal dengan tafsir al khatib.
G.    Akibat menafsirkan  al-qur’an seenak saja,dan dosanya
Larangan menafsirkan agama menurut pendpat sendiri.”barang siapa yang menafsirkan al-qur’an menurut pendapatnya sendiri , hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya dari api neraka” (HR.Muslim
 Ibnu katsir mengatakan, “ menafsirkan al-qur’an dengan logika semata, hukumnya haram.” (tafsir al –quran al’azhim.1: 11).
Dalam hadist disebutkan ,
وَمَنْ قَالَ فِيْ الْقٌرْآنِ فَلْيَتَبَوَّأ مَقَعَدَهُ فِيْ النَّارِ.
“barang siapa berkata tentang al-qur’an dengan logiknya (semata ) , maka silahkan ia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR.Tirmizi n0. 2951. Tirmidzi mengatakan bahwa hadist ini hasan. Al Hafizh abu thohir mengatakan bahwa sanad hadist ini dho;if).
                                                BAB III       
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut nur hamid pendekatan ulam al-qur’an mengenai hal ini, memberikna pemahaman bahwa ulam al-qur’an seakan-akan hanya menganggap teks agama hanyalah al-qur’an dan meniadakan teks as-sunah.
Jika begitu ,sehrusnya ulama a;-qur’an ketika mempermasalahkan ayat diatas . jika terjebak pada asumsi, dan sebagian teks yang muncul belakangan dari hukum-hukumnya, karena menurut dia asumsi tersebut memisahkna teks dari maknanya, secara logis memunculkan kemungkinan proses komunikasi  (pewahyuan ) tanpa teks, kalua tidak demikian bagaimana mungkin diturunkan tanpa teks.



















DAFTAR PUSTAKA
Amin ,Suma Muhammad ,Ulumul Qur’an ,Jakarta: Raja Grafindo.2013
Zainal Arifin,Ulumul Qur’an Medan Penerbit Duta Azhar Cet,Ke 6 Agustus 2018
Anhar Ansyory, Pengantar Ulumu Qur’an ,Yogyakarta Lembaga Pengembangan Studi Hadist UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN ,Cet Ke 1 November 2012
Sahid Hm, Ulumul Al –Qur’an ( Memahami Otentikasi Al-Qur’an ) Surabaya Pustaka Idela Cet, Ke 1 ,2016
Abdul Hamid ,Studi Al-Qur’an Jakarta PT Charisma Putra Utama,C Eke 2 Februari 2018
Abdul Aahid Muhammad Zaini, Pengantar Ulumul Qur’an Dan Ulumul Hadist, Banda Aceh Yayasan Pena Banda Aceh, Cet Ke 1 Muharram 1437/November 2016
Oom Mukarramah, Ulumul Qur’an ,Jakarta PT Raja Grapindo Persada,Cet, Ke 1 Desembr 2013


[1] M, Quraish Shihab ( peminpin tim redaksi) ,Ensiklopedia Al-Qur’an kajian kosakata ,Lentera Hati, Jakarta,2007, hlm.975-976.
[2] Siti amanah, pengantar tafsir/ilmu-ilmu al-qur’an ,IAIN  walisongo, semarang ,1986,hlm2-3.
[3] Tahanawi, jld 1, hlm.65; Qasami.hlm 62.
[4] Biasanya para syiah dan sebagian para alim ahlusnnah.
[5] Dzahabi ,1409.jld,1, hlm.154; saghir, hlm.55.
[6] Al-Itqan ,Syuyuthi. Hlm 15.
[7] As-Sya’rawi Allazi La Na’rifuhu, Said Abul Ibiyin ,Akbar Al-Yaum, Kairo,Hal.35.

0 Response to "Tugas Siti Nur Asmiyah Lubis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel